Puisi

Mentari Pagi

karya : Heriyanto

Kala hari mulai cerah
Cahayanya menembus langitku
Merindang dalam sanubariku
Aku terdiam dan tersenyum
Doaku hembuskan nafasku
Aliran nadiku mengalir
Seraya dentuman sungai
Di dinding semangatku
Cahayanya Hangatkan tubuhku
Ceriakan rasaku
Tumbuhkan cinta dalam hatiku
Aku mengerti
Ini hariku
Hari dimana umurku ditambahkan
Senyumku di indahkan
Dan semangatku di barakan
Hinggaplah mentari pagi
Di hariku

Perjuangan

karya : Heriyanto

Kerasnya dunia
Kerapkan langkahmu
Dinginnya dunia
Keringkan tubuhmu
Ku tutup mataku
Ketika kudengar ceritamu
Kau abai lumpuhmu
Ketika anak panah menembus nadimu
Kau anggap nyawa itu tak bernyawa
Merasa kuat bertangguh 
Diatas rumput aliran darah
Diatas bara kobaran api
Seraya mudah bagimu
Demi satu cahaya untuk negerimu
Kau pahlawan negeriku
Kenangmu kan abadi
Di lembahku

KAU

karya : Heriyanto

Indah
Indah harapan
Kau hadir saat ku terpuruk
Saat hidup menantang lahat
Gelap dunia terang kafanku
Hadirmu getarkan jiwa
Luluhkan hati
Mengisi sepinya hati
Kau tumbuhkan lagi rasa ini
Janji suci terlukis
Pena suci dalam hati
Kesetiaanmu Kesetiaanku
Kan ku jaga cinta kasih
Benteng Suci nan Illahi

Hari

karya : Heriyanto

Hari
Ingin kau tahu
Anak bulan tak seperti biasa
Sinar mentari kian bersahabat
Cahaya rembulan indah gelapmu
Hari
Kau beri hari ini 
Hari yang kan berhari
Berseri layaknya pelangi di pagi hari
Aku rindu saat seperti ini
Bertanya lubuk hati
Terisi sang pencinta hati
Hari indahmu bahagiaku
Hari cerahmu ceriaku
Cerita indah dalam hari 
Kan ada hari hariku

Pendosa

karya : Heriyanto

Tindak lakuku tak seindah 
Tindak lakumu
Tindak lakuku tak semerbak
Harum tubuhmu
Kau bagai ratu
Ku bagai batu
Kau laksana mahkota diatas hitam
Ku ibarat alas dengan pekatku
Duniaku
Bunglon Duniaku yang selalu
Ku harapkan
Ku nantikan
Ku mimpikan
Namun cahaya itu tak sejengkal pun
Tak memberi panas dalam hati
Ini duniaku
Dengan pekatku

Ayah
karya : Heriyanto

Ayah
Engkaulah sosok bintang dalam gelapnya malam
Kasarnya rembulan
Menjadi saksi kerasnya nafkah kehidupan
Tak pandang anak sungai ditubuhmu
Tak pandang seberapa dekat ajal didepan matamu
Kau iriskan tubuhmu untuk satu butir kehidupan
Kau bungkam mulutmu
Demi satu senyuman
Dalam hangatnya kehidupan 
Ayah
Tak kau hiraukan matahari malam
Tak kau hiraukan rembulan siang
Ayah kau pahlawanku
Terima kasih ayah
Terima kasih ayah

Rasa Tak Dirasa
karya : Heriyanto

Pagi tak biasa
Sambut seluruh umat
Dengan semangat
Membakar sejuknya embun
Riski itu melambai memanggilku
Yah.. ini duniaku
Dunia akan aku bawa
Dunia akan aku kenang
Kenangan akan duniaku
Sampai terbenam olehnya
Dengan rasa
Rasa ini cerita
Rasa ini bagai alunan lagu
Hingga rasa menjadi kenangan

SAKIT
karya : Heriyanto


Suara hati
Berucap pedang diujung hati
Menggores semua isi
Hingga tak kusadari
Kau merauk sesungguh hati
Ingin terlupakan
Tidak!
Suara itu memetir
Suara itu mengaung
Suara itu membuat semua mencengkram gigi
Dengan derasnya ombak merah di ujung kaki

Layu Dalam Air Mata

karya : Heriyanto

Tak kusangka...
Benar ku terhempas
Dari terangnya cahaya
Dari derasnya anak sungai
Dikehampaan gelapnya dosa
Tak sadar apa yang terjadi
Namun aku tahu
Aku sedang terjatuh
Jernihnya air mata tak menghilangkan
noda pakaianku
Goresan penghauspun tak menghilangkan 
Catatan hitam dalam hidupku
Indah tindak laku
Tak seindah lika liku

Sayatan Lunak

karya : Heriyanto

Dunia memang tidaklah putih
Tidak juga hitam maupun merah
Tapi tak kusadari, hidup seekor kutu
yang menjijikan
Kau makan nasi dan isi hati
Kau hidupkan merah dalam hati
Pada mulutmu terkunyah duka
Pada matamu terbesit tawa
Menguak yang tersingkap
Betapa tumpul pedang di ujung mulut
Ingin ku roak dengan pedang itu
Ingin tulang itu menjadi daging
Daging itu menjadi tulang
Tak pernah tua
Tak kenal matikan kutulis dengan jasadmu
Sang Penyayat

Detik
karya : Heriyanto

Detik
Kau hancurkan segala harapan
Kau ciptakan asa dalam hidupku
Getarkan jiwa dalam jiwaku
Penopang bumi ini kau runtuhkan
Tak sanggup indraku
Ku tutup semua langkahku
Heningku
Kau hampakan sunyi dalam benalu
Hati ini tak mampu untuk menatapnya
Aku menangis 
Ketika kau tak bisa kembali
Akan segala yang terjadi hilang oleh mu
Detikmu tak detikkan detikku
 Karna detikku tak sejalan dengan detikmu
Aku berharap takdirmu
Adalah Takdirku

Malam
Karya : Heriyanto 

Siangmu telah terbalut warna hitam
Bulan hadir dengan cahayanya
Ditemani sang bintang laksana permata dalam karang
Indah malam ini 
Tak seindah hati ini
Ketika rindu ini tersapu
Oleh angin malam yang menusuk tulang
Yang menjelma dalam penantian
Bayangmu teman dalam malamku
Yang indah dalam diamku
Aku rindu..
Ku ingin segera terlelap
Agar bayangmu hadir dalam mimpiku
dan 
Tak mengalir dalam tetesan air mataku
  

1 comment: